Sabtu, 11 Agustus 2012

#PuisiMalam



iseng, mata yang sangat terbiasa dnegan ke-ngalong-an-nya pun lebih memilih untuk menatap layar hape demi merangkai kata dalam bentuk puisi. ini. ulah manusia kurang kerjaan #PuisiMalam:
saat segala coba terlampau sia-sia. aku menyerah. menuangkan terserah pd secangkir maumu. 
pulanglah. ke hutanmu. tempat dimana tak mungkin ada aku. tp datanglah. ke pentasku. tempat dimana selalu ada kamu 
kita berada di jurang yg sama. tapi menghadap tebing yang berbeda. tak apa. setidaknya kita pernah jatuh bersama. 
rindu dan sendu. jadi satu. tipis berbatas. sendu mengalir di tiap senda gurau. apa yg terjadi dg rindu? 
bersyukurlah kupu-kupu bagian dari insecta. bukan aves, apalagi ayam. kupu-kupu ingin melihat senja. tanpa rabun. 
aku benci berisik. itu sebabnya aku benci hujan. aku suka langit. itu sebabnya aku benci hujan 
entah mengapa objek yg lain mendadak lebih menarik daripada bertemu tatap dengan kedua matamu 
aku rindu. saat sebelah tanganmu menarik dan meraihku untuk sekedar memberi salam pulang 
“sampai jumpa” buatmu. karena bagiku tak ada frase “selamat tinggal” diantara kita 
tak sadar? setiap menyergap aroma permen itu. retinaku mencari dan menangkap. ada kamu di dalam zona sepiku. 
ini bukan seberapa hebat jemari menulisnya. tp seberapa kuat mata hati merangkainya. puisi ini untuk kita.. 
menyesap pelan. pahit manis luka. tertuang ke dalam kopi cinta. diantar untukmu. dari dapur hatiku.. 
buruanmu memilih utk mati. daripd tersiksa dlm ranjau buatanmu. toh, pd akhirnya kau memutuskan utk melepasnya dan pergi 
aku terseok sebegini bodohnya. boleh aku pulang? aku ingin tidur di balik selimut ketenangan. terimakasih sayang 
aku punya satu hati. mau berbagi? sebelah untukmu dan sisanya untukku. mau berjanji? kalau bertemu nanti, kita satukan lagi.. 
puisi ini dariku, sesuatu yg pernah ajaib bagimu. dan untukmu, sesuatu yg selalu berarti bagiku 
saya pamit ya…